Rabu, 15 Juni 2011

Kayu Jati (Tectona Grandis)

Botanical Name: Tectona Grandis

Family Name: Verbenaceae

Karakteristik dari kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca dibandingkan dengan jenis kayu lain. Selain itu pula karena karakter serat dan warnanya memiliki cirri khas tersendiri. Oleh karena itu harga kayu jati lebih mahal.

Pohon:

Tinggi pohon bisa mencapai 50 meter dengan Diameter hingga 1,2 meter. Umur pohon jati yang ideal untuk mendapatkan kualitas terbaik adalah diatas 40 tahun. Kecepatan pertumbuhan pohon jati relative lambat sehingga densitas kayunyapun lebih baik. Untuk memperoleh Diameter 40 cm dibutuhkan minimal 50 tahun masa tumbuh.

Warna Kayu:

Pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 700 – 930 kg/m3.

Keawetan:

Kayu jati tergolong pada kayu dengan kelas awet 1. Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, terhadap busuk karena udara lembab, atau terhadap serangan serangga. Kayu jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.

Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu jati membuat kekuatan kayu jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.

Pengeringan:

Khusus untuk kayu jati beberapa manufaktur menggunakan cara pengeringan yang sedikit berbeda disbanding dengan kayu lain. Untuk kayu lain biasanya berupa bentuk papan lembaran biasa masuk ke ruang pengering, tetapi untuk kay jati biasanya mereka melakukan dengan cara membentuk kayu menjadi komponen setengah jadi lalu dimasukkan ke dalam ruang pengeringan. Disisakan sepersekian millimeter untuk proses amplas setelah pengeringan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kayu jati adalah sekitar 14 - 25 hari dengan temperature maksimum 80 derajat celcius.

Proses Mesin & Konstruksi:

Susunan serat kayu jati yang kecil memudahkan proses mesin dengan hasil yang halus dan rata. Bisa dihasilkan kepala kayu yang halus pada saat proses pemotongan melawan arah serat. Kelebihan kayu jati adalah dari warna serat dan kelas awetnya, sehingga sebagian besar produsen furniture atau pemakai kayu jati tidak melapiskan bahan finishing karena lapisan minyak/lilin alaminya sudah merupakan bahan pengawet.

Sertifikasi:

Saat ini konsumen ( terutama di Erpoa & Amerika ) menuntut adanya sertifikasi pada seluruh produk furniture dari kayu jati. Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh / dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Sumber: www.tentangkayu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar