Rabu, 29 Juni 2011

Kayu Jati (Tectona Grandis)



Banyak sekali orang yang menginginkan memiliki mebel / furniture di rumahnya yang terbuat dari jati. Mebel jati, begitulah biasanya mereka menyebutnya. Keinginan untuk memiliki mebel jati sebagai bagian utama dari interior rumah bukan tanpa alasan. Mebel jati dianggap memiliki tekstur yang sangat indah, selain itu juga memiliki tingkat kekuatan yang jauh lebih baik dibanding kayu-kayu yang lain dan juga karena kerasnya maka cukup tahan terhadap serangga.Informasi tentang mebel jati akan dibahas dalam blog ini dan juga akan ditampilkan juga beberapa foto mengenai kayu dan mebel jati. Juga akan dibahas mengenai manfaat kayu jati secara keseluruhan, baik dari daunnya ataupun manfaat ekonomis memiliki pohon jati.

MEBEL JATI


KAYU JATI (Tectona Grandis)

Botanical Name: Tectona Grandis

Family Name: Verbenaceae

Karakteristik dari kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca dibandingkan dengan jenis kayu lain. Selain itu pula karena karakter serat dan warnanya memiliki cirri khas tersendiri. Oleh karena itu harga kayu jati lebih mahal.

Pohon:

Tinggi pohon bisa mencapai 50 meter dengan Diameter hingga 1,2 meter. Umur pohon jati yang ideal untuk mendapatkan kualitas terbaik adalah diatas 40 tahun. Kecepatan pertumbuhan pohon jati relative lambat sehingga densitas kayunyapun lebih baik. Untuk memperoleh Diameter 40 cm dibutuhkan minimal 50 tahun masa tumbuh.

Warna Kayu:

Pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 700 – 930 kg/m3.

Keawetan:

Kayu jati tergolong pada kayu dengan kelas awet 1. Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, terhadap busuk karena udara lembab, atau terhadap serangan serangga. Kayu jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.

Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu jati membuat kekuatan kayu jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.

Pengeringan:

Khusus untuk kayu jati beberapa manufaktur menggunakan cara pengeringan yang sedikit berbeda disbanding dengan kayu lain. Untuk kayu lain biasanya berupa bentuk papan lembaran biasa masuk ke ruang pengering, tetapi untuk kay jati biasanya mereka melakukan dengan cara membentuk kayu menjadi komponen setengah jadi lalu dimasukkan ke dalam ruang pengeringan. Disisakan sepersekian millimeter untuk proses amplas setelah pengeringan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kayu jati adalah sekitar 14 - 25 hari dengan temperature maksimum 80 derajat celcius.

Proses Mesin & Konstruksi:

Susunan serat kayu jati yang kecil memudahkan proses mesin dengan hasil yang halus dan rata. Bisa dihasilkan kepala kayu yang halus pada saat proses pemotongan melawan arah serat. Kelebihan kayu jati adalah dari warna serat dan kelas awetnya, sehingga sebagian besar produsen furniture atau pemakai kayu jati tidak melapiskan bahan finishing karena lapisan minyak/lilin alaminya sudah merupakan bahan pengawet.

Sertifikasi:

Saat ini konsumen ( terutama di Erpoa & Amerika ) menuntut adanya sertifikasi pada seluruh produk furniture dari kayu jati. Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh / dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Sumber: www.tentangkayu.com

Rabu, 15 Juni 2011

Kayu Jati (Tectona Grandis)

Botanical Name: Tectona Grandis

Family Name: Verbenaceae

Karakteristik dari kayu jati yang paling dikenal orang adalah karena keawetannya dan daya tahannya terhadap perubahan cuaca dibandingkan dengan jenis kayu lain. Selain itu pula karena karakter serat dan warnanya memiliki cirri khas tersendiri. Oleh karena itu harga kayu jati lebih mahal.

Pohon:

Tinggi pohon bisa mencapai 50 meter dengan Diameter hingga 1,2 meter. Umur pohon jati yang ideal untuk mendapatkan kualitas terbaik adalah diatas 40 tahun. Kecepatan pertumbuhan pohon jati relative lambat sehingga densitas kayunyapun lebih baik. Untuk memperoleh Diameter 40 cm dibutuhkan minimal 50 tahun masa tumbuh.

Warna Kayu:

Pada level MC rata-rata 12%, densitas kayu jati berada pada kisaran 700 – 930 kg/m3.

Keawetan:

Kayu jati tergolong pada kayu dengan kelas awet 1. Memiliki daya tahan yang kuat terhadap jamur, terhadap busuk karena udara lembab, atau terhadap serangan serangga. Kayu jati juga memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca dan perubahan suhu.

Dengan karakteristik khusus yang dimiliki kayu jati yaitu kandungan minyak pada kayu jati membuat kekuatan kayu jati lebih baik dari jenis kayu yang lain.

Pengeringan:

Khusus untuk kayu jati beberapa manufaktur menggunakan cara pengeringan yang sedikit berbeda disbanding dengan kayu lain. Untuk kayu lain biasanya berupa bentuk papan lembaran biasa masuk ke ruang pengering, tetapi untuk kay jati biasanya mereka melakukan dengan cara membentuk kayu menjadi komponen setengah jadi lalu dimasukkan ke dalam ruang pengeringan. Disisakan sepersekian millimeter untuk proses amplas setelah pengeringan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan kayu jati adalah sekitar 14 - 25 hari dengan temperature maksimum 80 derajat celcius.

Proses Mesin & Konstruksi:

Susunan serat kayu jati yang kecil memudahkan proses mesin dengan hasil yang halus dan rata. Bisa dihasilkan kepala kayu yang halus pada saat proses pemotongan melawan arah serat. Kelebihan kayu jati adalah dari warna serat dan kelas awetnya, sehingga sebagian besar produsen furniture atau pemakai kayu jati tidak melapiskan bahan finishing karena lapisan minyak/lilin alaminya sudah merupakan bahan pengawet.

Sertifikasi:

Saat ini konsumen ( terutama di Erpoa & Amerika ) menuntut adanya sertifikasi pada seluruh produk furniture dari kayu jati. Di Indonesia kayu jati hanya bisa diperoleh / dibeli dari Perum Perhutani, sebagai instansi pemerintah yang berkuasa penuh untuk perawatan dan pengawasan distribusi kayu jati di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.

Sumber: www.tentangkayu.com

Senin, 16 Mei 2011

Memilih Bahan Kayu untuk Kursi

Memilih Bahan Kayu untuk Kursi

Beberapa bagian khusus pada kursi berfungsi menahan beban dan tekanan pada saat kursi digunakan. Oleh karena itu memilih bahan baku kayu harus dilakukan secara hati-hati dan teliti. Tidak boleh asal memilih apalagi kursi adalah sebuah perabot rumah dan kantor yang sangat rentan dengan keselamatan konsumen saat pemakaian.

Perlu diketahui bahwa sebelum membuat kursi dalam produksi missal, pabrik besar dan buyer melakukan test di laboratorium khusus agar mereka yakin bahwa kursi yang akan diproduksi nanti berkualitas baik dan tidak membahayakan konsumen.

Sebagai awal proses, ketika kita telah berhasil memilih bahan baku komponen kursi dengan baik berarti setengah langkah untuk membuat kursi berkualitas telah dilewati. Jenis bagian kayu yang baik untuk kursi yaitu:

  • Gunakan kayu yang keras untuk komponen bagian kaki belakang, kaki depan dan rail di bawah dudukan.
  • Pilih serat yang lurus terutama kaki belakang.
  • Apabila anda tidak bisa menghindari mata kayu sebaiknya jangan letakkan mata kayu terlalu dekat dengan sambungan: terutama sambungan kaki belakang dengan rail apron. Batasi pula ukuran mata kayu yang digunakan.
  • Sapwood akan selalu ada pada stok kayu anda, untuk memanfaatkannya, cukup gunakan pada dudukan atau jeruji sandaran. Bagian-bagian ini tidak menahan beban besar.
  • Jangan gunakan kayu berserat miring atau pendek. Hal ini beresiko komponen mudah pecah dan kursi akan patah, berbahaya bagi konsumen.

Apabila anda telah melalui proses ini dengan baik, langkah selanjutnya memilih penggunaan jenis konstruksi yang akan digunakan.

Sumber: www.tentangkayu.com



Minggu, 15 Mei 2011

Jati Jawa Barat & Jawa Timur/Tengah

Secara umum kayu jati menjadi kayu paling awet dan memiliki nilai jual tinggi dalam bisnis furniture. Selain teksturnya yang halus, kayu jati memiliki kelas awet yang baik. Sumber kayu jati yang paling besar adalah di pulau Jawa tepatnya di daerah Jawa Timur dan perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah, tepatnya di area Cepu, Gunung Kidul, dan sekitarnya.

Dalam industry furniture yang menggunakan bahan baku utama kayu jati dikenal dengan istilah jati Jawa Barat dan Jati Jawa Timur / Tengah. Di Jawa Barat, hutan jati terkonsentrasi di sekitar Ciamis.

Mengapa ada istilah tersebut dan bagaimana kita bisa membedakannya?

Jati Jawa Barat cenderung lebih murah harganya dibandingkan dengan jati yang berasal dari hutan Jawa Timur/ Tengah. Dan perbedaan harganya bisa mencapai nilai yang cukup tinggi / bahkan cukup signifikan.

JATI JAWA BARAT:

Garis axial kayu lebih mudah terlihat [ada kayu Jati Jawa Barat. Dan lebih banyak alur berwarna gelap, walaupun alur tersebut juga terdapat pada jati dari Jawa Timur/Tengah. Tentang density sedikit lebih kecil dan lebih mudah terkena retak rambut. Namun demikian jenis ini memiliki mata kayu lebih sedikit pada level kualitas yang sama.

JATI JAWA TIMUR/TENGAH:

Dikenal memiliki kualitas yang baik. Dengan ukuran diameter yang kurang lebih sama, jati Jawa Timur/Tengah bertekstur lebih haus dan warna lebih seragam. Ketika level MC sudah mencapai di bawah 14%, kayu menjadi sangat stabil. Dalam hali ini untuk jati Jawa Barat kadang-kadang masih terpengaruh udara luar.

Perbedaan warna kayu gubal dan kayu teras hamper sama pada kedua jenis kayu, namun komposisi kayu gubal pada jati dari jawa Timur/Tengah lebih kecil.

Beberapa perbedaan lain dapat langsung dikenali pada saat dibandingkan langsung. Namun secara umum, kayu jati tetap memiliki kualitas yang lebih baik disbanding dengan kayu jenis lain.

Latar Belakang Perbedaan Kualitas:

Beberapa buyer furniture Jati yang berpengalaman bisa membedakan kedua tipe tersebut dan bahkan secara spesifik melakukan negosiasi harga berdasarkan tipe kayu tersebut. Lalu latar belakang apa saja yang membuat keduanya berbeda?

Ada beberapa indikator yang bisa kita saji:

1. Kesuburan Tanah: Hutan di mana pohon jati Jawa Barat tumbuh memiliki struktur tanah yang lebih subur sehingga pertumbuhan pohon sedikit lebih cepat dibandingkan tanah di perbatasan Jawa Tengah & Jawa Timur yang banyak mengandung kapur. Pertumbuhan yang lebih cepat tersebt memungkinkan pori-pori lebih besar.

2. Pegunungan: Tanah yang berpegunungan juga membantu pohon jati tumbuh tanpa terdapat gangguan dalam pembentukan batang pohon.

3. Umur Pohon: Dengan kurang suburnya tanah, pohon di area Jawa Tengah / Timur membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan ukuran diameter yang sama dengan tipe jati dari Jawa barat.

Saat ini mengingat volume da kapasitas kayu jati di pulau jawa mulai berkurang, pemerintah melalui Perun Perhutani dan Inhutani telah mulai mengeksplorasi hutan jati yang ditanam oleh rakyat di area Sulawesi. Namun dengan perbedaan struktur tanah, kualitas kayu jati Sulawesi masih jauh / kurang baik disbanding yang dari pulau Jawa. Rata-rata berdiameter kecil ( 25 – 30 ) cm dan terdapat banyak mata kayu.

Sumber: www.tentangkayu.com